Halo, sobat semua, kisah kali ini kelanjutan dari postingan sebelumnya, yakni Tersesat di Sarang Hantu 1. Oke, langsung saja...
***
Sebelumnya...
Aku melanjutkan lagi langkahku pelan-pelan sampai ketemu pinggiran sawah. Kulihat gubuk kecil yang biasa dipakai petani untuk istirahat. Lumayan buat nunggu pagi sekalian istrahat, pikirku. Namun, yang terjadi kemudian adalah...
***
Sebelumnya...
Aku melanjutkan lagi langkahku pelan-pelan sampai ketemu pinggiran sawah. Kulihat gubuk kecil yang biasa dipakai petani untuk istirahat. Lumayan buat nunggu pagi sekalian istrahat, pikirku. Namun, yang terjadi kemudian adalah...
***
terjadi keraguan dipikiranku. Mau lanjut terus atau balik ke pinggir jalan tol. Aku lihat disekelilingku benar-benar gelap gulita. Hanya ada cahaya bulan diatasku.
Setelah berpikir beberapa jenak, akhirnya aku memutuskan terus. Nekat. Baru beberapa langkah terdengar suara kresekkk. Ular sawah kira-kira segede kelingking orang dewasa melintas di depanku. Aku berhenti sebentar sebelum melanjutkan, takut ada ular lainnya menyusul. Setelah yakin tidak ada ular lagi, aku melanjutkan perjalanan.
Lima puluh meter berikutnya, aku terpaku. Ya Allah, dalam hatiku. Ada ular sebesar pohon kelapa melintang di pematang sawah. Kepalanya melintang ke sawah sebelah kananku, buntutnya melintang ke sawah sebelah kiriku. Mau balik badan terus kabur, takut ular itu mengejar. Bingung aku. Yang ada di kepalaku hanya bisa berdoa. Setelah berdoa, ular itu masih tidak bergerak dari tempatnya. Aku terus coba praktikkan omongan orang tua, yaitu mengajak ular itu berkomunikasi.
"Mbah, permisi, aku nggak mau nggak, aku cuma mau numpang lewat."
Ular itu kemudian bergerak pergi dari jalanku. Aku bisa menghembuskan napas lega. Fiuh. Kemudian aku ke gubuk yang kumaksud tadi.
Baru saja tiduran terlentang, melempengkan punggung, tiba-tiba bau sawo matang - tanda genderuwo datang. Kupret. Tak lama, terdengar suara bleng jatuh disawah, membuat bulu kudukku meremang. Mulai muncul rasa takut di hatiku. Seketika itu terdengarlah suara kaki, aku langsung meringkuk kesamping sambil menutup telinga. Dan suara kaki itu terdengar makin mendekat, mendekat kearahku. Lalu, suara kaki itu berhenti. Aku bangkit dari tidurku, dan duduk bersila.
Tidak ada apa-apa, lalu kuubah posisi dudukku dengan kaki menjuntai ke tanah. Dan suara-suara tawa cekikikan terdengar disitu. Beberapa makhluk astral setinggi 30 senti berlarian didepanku. Wah, rasa takut menjalari tubuh aku lagi. Belum hilang rasa takutku, suara kaki terdengar lagi dan gubuk tempatku duduk bergetar seperti mau ambruk. Lalu, si empunya kaki berdiri membelakangiku. Kakinya, busyeng, segede drum oli. Aku tak tahan lagi, kemudian meringkukkan kaki di sudut gubuk.
Untung setelah itu, di kejauhan terdengar lamat-lamat suara azan. Seketika hantu-hantu itu lenyap. Aku langsung capcus dari gubuk dan jalan keatas. Disana aku lihat banyak truk pengangkut tanah. Aku menumpang saja salah satu truk itu sampai daerah bernama Tegal Gede, yang terletak di Jalan Cikarang - Cibarusah. Lalu, naik angkot ke mes, tempatku kerja. Selamat sampai tujuan. Benar-benar pengalaman yang horor.
Setelah berpikir beberapa jenak, akhirnya aku memutuskan terus. Nekat. Baru beberapa langkah terdengar suara kresekkk. Ular sawah kira-kira segede kelingking orang dewasa melintas di depanku. Aku berhenti sebentar sebelum melanjutkan, takut ada ular lainnya menyusul. Setelah yakin tidak ada ular lagi, aku melanjutkan perjalanan.
Lima puluh meter berikutnya, aku terpaku. Ya Allah, dalam hatiku. Ada ular sebesar pohon kelapa melintang di pematang sawah. Kepalanya melintang ke sawah sebelah kananku, buntutnya melintang ke sawah sebelah kiriku. Mau balik badan terus kabur, takut ular itu mengejar. Bingung aku. Yang ada di kepalaku hanya bisa berdoa. Setelah berdoa, ular itu masih tidak bergerak dari tempatnya. Aku terus coba praktikkan omongan orang tua, yaitu mengajak ular itu berkomunikasi.
"Mbah, permisi, aku nggak mau nggak, aku cuma mau numpang lewat."
Ular itu kemudian bergerak pergi dari jalanku. Aku bisa menghembuskan napas lega. Fiuh. Kemudian aku ke gubuk yang kumaksud tadi.
Baru saja tiduran terlentang, melempengkan punggung, tiba-tiba bau sawo matang - tanda genderuwo datang. Kupret. Tak lama, terdengar suara bleng jatuh disawah, membuat bulu kudukku meremang. Mulai muncul rasa takut di hatiku. Seketika itu terdengarlah suara kaki, aku langsung meringkuk kesamping sambil menutup telinga. Dan suara kaki itu terdengar makin mendekat, mendekat kearahku. Lalu, suara kaki itu berhenti. Aku bangkit dari tidurku, dan duduk bersila.
Tidak ada apa-apa, lalu kuubah posisi dudukku dengan kaki menjuntai ke tanah. Dan suara-suara tawa cekikikan terdengar disitu. Beberapa makhluk astral setinggi 30 senti berlarian didepanku. Wah, rasa takut menjalari tubuh aku lagi. Belum hilang rasa takutku, suara kaki terdengar lagi dan gubuk tempatku duduk bergetar seperti mau ambruk. Lalu, si empunya kaki berdiri membelakangiku. Kakinya, busyeng, segede drum oli. Aku tak tahan lagi, kemudian meringkukkan kaki di sudut gubuk.
Untung setelah itu, di kejauhan terdengar lamat-lamat suara azan. Seketika hantu-hantu itu lenyap. Aku langsung capcus dari gubuk dan jalan keatas. Disana aku lihat banyak truk pengangkut tanah. Aku menumpang saja salah satu truk itu sampai daerah bernama Tegal Gede, yang terletak di Jalan Cikarang - Cibarusah. Lalu, naik angkot ke mes, tempatku kerja. Selamat sampai tujuan. Benar-benar pengalaman yang horor.