Koleksi [Cerita Horor] Dicegat Genderuwo di Gang Belakang | Mas Kisah

Cerita horor berikut dialami sendiri oleh tetanggaku di suatu malam.

Suatu malam, istriku membangunkanku yang tengah terlelap.

"Pah, bangun," kata istriku sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.

Aku yang masih mengantuk, tak segera terbangun. Kecuali hanya menggumam kecil.

"Yaaa, kenaapaa?"

"Beli gua obat Pah. Gua sakit perut nih. Dari tadi buang-buang air terus."

Bukannya bangun, aku malah memejamkan mata lagi saking ngantuknya. Dan istriku membangunkanku lagi.

"Bangun, Pah!" rengeknya.

"Ngantuk gua, Ma. Besok aja napa?! Lagian jam berapa sekarang?" Timpalku. Aku melihat jam dinding, jarum jam menunjukkan pukul 2 pagi.

"Elu gitu banget sama gua?! Udah nggak sayang sama gua emangnya?"

"Apa hubungannya sama sayang sih?"

"Lha, perut gua sakit banget nih. Beliin napa!"

Akhirnya, aku mencoba membuka mata yang masih berat ini.

"Cepetan!"

"Iya bentar. Ini lagi ngumpulin nyawa."

Kemudian, istriku tergopoh-gopoh lari menuju kamar mandi. Tinggallah aku sendiri. Setelah mengambil uang sekira cukup membeli obat, aku keluar. Namun, pikiranku yang masih belum penuh ini tidak mampu berpikir jernih. Aku keluar jalan kaki, tanpa membawa motor. Seharusnya beli obat sakit perut di apotik 24 jam.

Di tengah jalan aku bertemu tetanggaku. Dia bertanya, "Mau kemana?"

"Beli obat."

"Siapa yang butuh obat?"

"Itu Rani. Sakit perut katanya."

"Oh, beli obat anu atau obat inu aja, Pak. Manjur. Itu beli aja di warung ono."

Aku pun menuruti kata-kata tetanggaku itu. Untuk sampai ke warung yang dimaksud sebenarnya bisa lewat jalan yang terang. Tapi, terlalu memutar jauh. Jadi, aku memutuskan motong jalan lewat jalan setapak yang gelap.

Sewaktu berangkat, aku tidak mengalami kejadian berarti. Tapi, ketika pulang, tiba-tiba bulu kudukku berdiri. Di depanku berdiri makhluk hitam besar dengan jubah yang besar pula. Bibir serta matanya merah menyala. Aku tahu itu adalah genderuwo. Aku memandangi makhluk itu tapi ketakutan mulai menyergapku. Aku ingin mengucapkan Astagfirullah, tapi yang keluar dari mulutku hanya suara akh... akh... akh... Untungnya, aku tidak pingsan dan berhasil lari.

Subscribe to receive free email updates: